Ruang Pendidikan


Bagi rekan yang ingin mendesign ataupun edit foto, khusus untuk merubah latar atau background sebuah foto secara instan dan cepat tanpa software, bisa langsung mengunjungi situs :

https://www.remove.bg/

Mari kita sedikit merenung, belajar dari aktifitas anak-anak sekolah.
Kadangkala kita merasa kecewa jika do’a-do’a kita tidak kunjung jua dikabulkan, ketika himpitan hidup serasa kian menekan kian berat dan kiat membuat kita semakin “berputus harapan”.
Kadang kita bertanya-tanya, dimanakah Allah saat kita membutuhkan pertolongan segera, dimanakah
kasih sayangnya saat kita merasakan belaian ke Maha Pengasihannya.  Apakah Allah akan membiarkan diri kita kian terpuruk.

Wahai kawan, janganlah terburu-buru menyalahkan takdir,

Janganlah kita terburu-buru menyalahkan Allah
Janganlah kita merasa sedih seolah Allah menjauh dari kita….
Marilah belajar dari aktifitas anak sekolah….
Lihatlah, Saat Anak-anak mengerjakan soal-soal Ujian kenaikan kelas
Para Guru seolah Diam tapi hakikatnya sebenarnya mereka sedang mengawasi anak didiknya
Guru telah memberikan Materi bekalan dari semua pertanyaan soal ujian sebelumnya, Hanya mereka yg mau belajarlah yang mampu mengerjakan soal-soal itu dengan begitu mudah…

Setiap pertanyaan pasti ada jawabannya

Begitu juga dengan kehidupan kita kawan…
Jangan terburu-buru menyalahkan Allah hanya karena kita merasa Allah berdiam saja ketika kita dilanda kesulitan…
Ingatlah kawan Bukankah Guru berdiam ketika para muridnya sedang Ujian
Allah Maha Mengawasi dan Allah juga yang akan menilai ikhtiar dan usaha kita. (dudi’s)

(lebih…)

Rayap adalah serangga sosial anggota infraordo Isoptera, bagian dari ordo Blattodea (kecoa) yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga “semut putih” (white ant) karena kemiripan perilakunya.
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap. Namun, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.Semua rayap makan kayu dan bahan berselulosa.Tanpa kenal kompromi serangga ini mampu merusak apa saja seperti tanaman dan bangunan, bahkan perabotan rumah tangga, buku-buku, kabel listrik, serta barang-barang lain.Berdasarkan lokai sarang dan tempat tinggalnya rayap dapat digologngkan dalam beberapa tipe.Rayap pohon, yang menyerang pohon hidup, bersarang di pohon dan tidak berhubungan dengan tanah.Rayap kayu lembap menyerang kayu mati dan lembap, bersarang dalam kayu dan tidak berhubungan dengan tanah.Rayap kayu keringhidup pada kayu yang telah kering. Hewan ini biasanya hidup pada bangunan rumah, perabot seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya.Tanda serangannya adalah terdapatnya butiran-butiran kecil berwarna kecokelatan yang sering berjatuhan di lantai atau kayu yang diserang.Rayap tanah umumnya hidup di dalam tanah yang banyak mengandung kayu mati atau membusuk.

Untuk mencegah rayap, sebaiknya kayu-kayu yang akan dipakai diolesi terlebih dahulu dengan oli bekas. Lakukan ini dua kali agar kayu benar-benar bebas raya. (lebih…)

Ada satu kisah yang begitu menggugah. Suatu ketika, Rosululloh Saw. bersama para sahabat baru saja pulang dari perang Tabuk. Ketika rombongan orang-orang beriman ini sudah mendekati kota Madinah, Rosululloh Saw. berjumpa dengan seorang buruh atau tukang batu. Kulitnya nampak merah kehitam-hitaman karena sengatan sinar matahari, kulit tangannya lecet-lecet dan ada beberapa bagian yang melepuh.

Rosululloh Saw. bertanya, “Mengapa tanganmu kasar sekali?” Laki-laki itu menjawab, “Ya Rosululloh, pekerjaan saya adalah membelah batu setiap hari, belahan batu itu saya jual ke pasar, dan hasilnya untuk menafkahi keluarga saya. Karena itulah tangan saya kasar.”

Rosululloh Saw., sang manusia mulia ini kemudian menggenggam tangannya dan menciumnya. Kemudian, beliau bersabda, “Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.”

Demikian tingginya nilai bekerja demi menghidupi keluarga. Bahkan seorang tukang batu yang dalam pandangan manusia seringkali dilihat sebagai pekerjaan yang remeh, kurang terhormat, namun ternyata bernilai tinggi hingga membuat sang tukang termasuk pada ahli surga.

(lebih…)

Laman Berikutnya »